05.12 Edit This 0 Comments »
Ditulis ulang oleh Sumi dari buku PUSTAKA TIME LIFE
berjudul Serangga Peter Farb
Sekitar satu minggu yang lalu trans 7 dalam acara ‘Cita-citaku’ menceritakan perjalanan sekelompok anak dalam mencari tahu asal muasal kain sutera sehingga mereka bertemu seseorang yang dapat menjelaskan dengan melibatkan mereka pada proses budidaya ulat sutera secara bertahap. Betapa besar kegembiraan anak-anak yang dikejutkan oleh pertunjukan kecerdasan yang ajaib ini! Tetapi bukan hanya ulat sutera saja yang memikat hati manusia, memang manusia di planet ini telah lama hidup bersama makhluk-makhluk kecil yang bernama serangga ini, namun ada banyak bagian kehidupannya yang masih menjadi teka-teki dan mengesankan hati manusia karena kemampuan dan kearifannya seolah tidak seimbang dengan ukuran tubuhnya. Banyak hal yang dikerjakan manusia dapat pula dilakukan serangga secara efisien, ada serangga pencocok dan penuai tanaman, ada serangga ‘pemerah’ cairan tubuh hewan lain, ada serangga arsitek bangunan, ada tukang kayu, pembuat kertas, penjarah, budak dan wiraswasta, beberapa koloni hidup dalam organisasi social yang kompleks dan strata social l yang rapi dalam pemerintahannya. Yang lebih tinggi kedudukannya pada skala social serangga adalah tawon endas.
Tawon
Serangga termasuk filum arthropoda pada kelas insecta. Ciri khasnya tubuh terdiri atas kepala, toraks dan abdomen. Bangsa serangga terbesar ketiga adalah Hymenoptera (bersayap selaput): tawon, lebah dan semut. Tawon merupakan serangga yang menguntungkan manusia dalam membantu penyerbukan tunbuhan, lebih efisien membalikkan tanah daripada cacing tanah, bahkan menyediakan bahan makanan langsung berupa madu. Dan yang terpenting adalah sebagai pengendali populasi serangga karena banyak tawon memangsa serangga lainnya.
Cobalah sekali waktu perhatikan ulah seekor tawon. Tawon itu tidak perlu repot-repot mengamati kawannya atau induknya untuk mengembangkan cara berburu dan membangun sarang dengan pola konstruksi yang sama dengan leluhurnya dulu. Setelah setengah sampai satu jam sarang dari sarang telah selesai dibangun di pojok jendela rumah manusia, lalu tawon pergi mencari mangsa. Korban dibawa pulang langsung menuju sarang yang sudah kering, lalu tawon mulai bertelur, sarang ia tutup rapat-rapat lalu tawon terbang meninggalkan sarangnya. Kelak setelah telur menetas dan larva mungil itu mulai makan dan menjadi dewasa, ia akan keluar berburu sendiri. Namun apabila kita coba kosongkan makanan dari sarangnya, tawon tidak akan punya inisiatif untuk mengisinya kembali. Perilaku yang terlestari ini disebut instinc atau naluri.Urutan langkah yang dilakukan tawon adalah sebagai hasil interaksi kompleks antara perangsang dan refleks.
Keberhasilan tawon dan serangga pada umumnya dalam menghadapi perjuangan tanpa henti demi pelestarian jenisnya, terbantu oleh potensi diri yang berupa kemampuan terbang, daya penyesuaian diri, kerangka luar, kecilnya tubuh, metamorfosis dan system reproduksi yang unik. Kodrat yang paling mencolok adalah kemampuan terbangnya. Dengan sayap, serangga mampu menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Semua serangga memulai kehidupannya sebagai telur. Biasanya telur hanya berkembang bila dibuahi oleh sel sperma jantan. Tetapi banyak jenis lebah, tawon, semut dan serangga lain tidak membutuhkan pejantan.
Tawon endas kedudukannya lebih tinggi pada skala social serangga. Betinanya yang dapat bertahan hidup selama musim dingin adalah tawon ratu dengan ukuran tubuh terbesar. Dari ruas abdomen ratu keluar lilin untuk membangun kantung madu dan mengisinya penuh dengan madu bunga kemudian ratu membuat sel, menaruh bola tepung sari di dalamnya dan bertelur . Keturunan pertamanya akan berkembang sebagai tawon pekerja kecil yang waktu keluarnya dari kepompong dibantu oleh ratu tawon. Sekali di luar, tawon pekerja ini membebaskanratu dari segala pekerjaan selain bertelur. Sementara pekerja mengambil alih pembangunan dan perawatan dan perawatan sarang, sel-sel pengeraman semakin bertambah jumlahnya dan segera membentuk sarang madu. Sel-sel ini tidak digunakan untuk pengeraman kedua kalinya; pekerja menyelubunginya dengan lilin, menjadikannya gudang madu bunga dan tepung sari. Penduduk kota tawon endas tidak pernah lebih banyak daripada penduduk kota lebah madu, koloni tawon endas paling banyak hanya berkissar antara 1000 sampai 2000 ekor, kebanyakan hanya sekitar beberapa ratus ekor saja.
Arsitektur tawon
Keanekaragaman terbesar dalam pembuatan bangunan ditemukan pada tawon. Serangga ini telah menyempurnakan metode pembangunan tempat tinggal dan tempat pengeraman dari kertas dan dari Lumpur. Pembuatan kertas merupakan pekerjaan mudah bagi tawon. Pertama-tama dihimpunnya serat kayu lapuk, dahan tetumbuhan atau kertas dan kardus buatan manusia; semuanya lalu dikunyah sampai lumat. Setelah dicampur dengan air liur, hasilnya ialah bubur atau semacam papier mache yang biasanya berubah menjadi kertas abu-abu kuat bila sudah kering. Tawon kuning membangun sarang kertas di bawah tanah, tetapi bola kertas besar yang tergantung pada dahan pohon dan tepi atap dibuat oleh sejenis tawon hornet. Sarangnya terdiri dari dinding sel mendatar; selnya menghadap ke bawah, dan seluruh dinding sel tadi terbungkus dinding luar dari kertas. Saetiap kali dinding sel ditambah satu lapis di bawah atau sejajar dinding sel pertamanya- hornet pun membungkus seluruh sarang dengan lapisan luar dari kertas.
Lokasi pembangunan sarang hornet tampaknya dipilih tanpa mengindahkan cocok atau tidaknya. Sarangnya kerap kali terdapat di tempat yang mudah dilanda angin dan hujan, tak terlindung terhadap pemangsa, atau dibangun ditempat sempit tanpa ruang untuk perluasan. Hornet dewasa akan meninggalkan bangunan kompleks beserta larva di dalamnya, untuk kembali ke tempat lama dan mulai membangun lagi sarang baru di tempat itu.
Sarang kertas juga dibangun oleh tawon polites. Tawon biasa yang ramping dan berpinggang langsing ini biasanya berwarna hitam, atau kuning dan hitam. Di dekat bangunan manusia jumlahnya begitu berlimpah-limpah. Polites tergolong tawon paling lembut, karena hanya menyengat bila diganggu. Sarang kertas kecil-kecil Polites bergantungan pada tepi atap rumah dan garasi. Di tepi atap tawon membangun fondasi dengan menumpahkan bahan perekat yang dioleskan di tempat penempelan sarang. Di sini ratu tawon akan membuat tali kertas menggelantung kira-kira sepanjang 13 milimeter. Ujungnya diolesi bahan perekat yang juga digunakan untuk membentuk fondasi. Kelompok pertama sel vertical yang bersama-sama membentuk satu dinding sel horizontal dilekatkan pada tali. Telur direkat satu-satu dalam tiap sel, dan larva yang sedang mengalami pertumbuhannya bergantungan ke bawah.
Meskipun bahan bangunan yang digunaka hanya papier mache, sarangnya sangat kuat. Pernah ditemukan, ada sebuah sarang yang tahan tarikan seberat 3,5kg, biarpun bobot seluruh sarang beserta larvanya tidak lebih dari 113 gram saja. Tiap potongan bahan bangunan yang mencapai sarang dimasukkan satu persatu ke dalam rahang ratu. Pada waktu larvanya menetas, tawon menangkap serangga, mencabik-cabik dan memberikan pada anaknya. Selagi larva tumbuh, dinding selnya diperpanjang dengan tambahan kertas.
Polites mula-mula serba sendiri lalu ia melakukan segala kewajibannya hinggapopulasinya terus berkembang. Organisasi social Polites tidak dijalin oleh emosi dan etika seperti pada masyarakat manusia, melainkan oleh persenyawaan kimiawi. Sarang polsistes biasanya tak terlindung kulit dari kertas seperti sarang hornet. Pada siang hari sarang polistes menjadi karena sinar matahari dan di malam hari menjadi dingin bila sinar matahari langsung mengenai sarang dan menimbulkan bahaya kepanasan maka tawon polistes mempunyai dua cara efektif untuk mendinginkannya. Tawon itu mengipasinya keras-keras dengan sayap dan membawa masuk tetesan air, yang mungkin berguna untuk mendinginkan sel-sel pendinginan sarang secara alamiah pada malam hari, sebaliknya, agaknya untuk sebagian ikut menentukan apakah tawon yang belum dewasa akan menjadi tawon pekerja atau ratu muda. Percobaan menunjukkan tawon pekerja dewasa diusahakan tetap hangat, larvanya akan menjadi ratu. Anehnya, perubahan suhu rupanya mengakibatkan perubahan pada jalannya fungsi tubuh tawon pekerja dewasa. Akibatnya perubahan itu laluditeruskan ke larva, dan mungkin pula karena adanya beberapa perubahan di dalam sekresi yang dicampurkan pada makanan larva.
Tawon sarang Lumpur seperti diketahui dari namanya menggunakan Lumpur sebagai bahan mentah arsitekturnya. Beberapa di antara tawon ini membangun sejumlah pipa panjang yang berdempetan sehingga sarang itu mirip dengan orgel. Tiap pipa terbagi-bagi menjadi sejumlah bilik. Tawon itu membekali tiap bilik dengan laba-laba yang dilumpuhkan dan meletakkan butir telurnya. Tetapi tidak semua tawon yang membangun dengan lumpur membuat pipa. Di ranting pohon dan tangkai berkembang, sering ada kendi kecil. Hasil karya tawon kendil sangat halus seperti tembikar.
Tawon kendil biasanya hanya mendatangi satu sumber lumpur bahan kendilnya. Namun kadang kala ditemukan pula kendil berwarna ganda, yang merupakan hasil penggunaan dua macam Lumpur. Biarpun tawon itu harus bolak-balik mendapatkan persediaan bahan secukupnya, namun kendil dapat dibuat dalam tiga sampai empat jam. Tiap kendil merupakan sebuah bola yang hampir sempurna, tiap kendil diberi perbekalan berupa ulat yang telah dilumpuhkan dan tawon bertelur sebutir digantungkan di dalam kendil dengan seutas benang sutera. Setelah itu kendil ditutup.
berjudul Serangga Peter Farb
Sekitar satu minggu yang lalu trans 7 dalam acara ‘Cita-citaku’ menceritakan perjalanan sekelompok anak dalam mencari tahu asal muasal kain sutera sehingga mereka bertemu seseorang yang dapat menjelaskan dengan melibatkan mereka pada proses budidaya ulat sutera secara bertahap. Betapa besar kegembiraan anak-anak yang dikejutkan oleh pertunjukan kecerdasan yang ajaib ini! Tetapi bukan hanya ulat sutera saja yang memikat hati manusia, memang manusia di planet ini telah lama hidup bersama makhluk-makhluk kecil yang bernama serangga ini, namun ada banyak bagian kehidupannya yang masih menjadi teka-teki dan mengesankan hati manusia karena kemampuan dan kearifannya seolah tidak seimbang dengan ukuran tubuhnya. Banyak hal yang dikerjakan manusia dapat pula dilakukan serangga secara efisien, ada serangga pencocok dan penuai tanaman, ada serangga ‘pemerah’ cairan tubuh hewan lain, ada serangga arsitek bangunan, ada tukang kayu, pembuat kertas, penjarah, budak dan wiraswasta, beberapa koloni hidup dalam organisasi social yang kompleks dan strata social l yang rapi dalam pemerintahannya. Yang lebih tinggi kedudukannya pada skala social serangga adalah tawon endas.
Tawon
Serangga termasuk filum arthropoda pada kelas insecta. Ciri khasnya tubuh terdiri atas kepala, toraks dan abdomen. Bangsa serangga terbesar ketiga adalah Hymenoptera (bersayap selaput): tawon, lebah dan semut. Tawon merupakan serangga yang menguntungkan manusia dalam membantu penyerbukan tunbuhan, lebih efisien membalikkan tanah daripada cacing tanah, bahkan menyediakan bahan makanan langsung berupa madu. Dan yang terpenting adalah sebagai pengendali populasi serangga karena banyak tawon memangsa serangga lainnya.
Cobalah sekali waktu perhatikan ulah seekor tawon. Tawon itu tidak perlu repot-repot mengamati kawannya atau induknya untuk mengembangkan cara berburu dan membangun sarang dengan pola konstruksi yang sama dengan leluhurnya dulu. Setelah setengah sampai satu jam sarang dari sarang telah selesai dibangun di pojok jendela rumah manusia, lalu tawon pergi mencari mangsa. Korban dibawa pulang langsung menuju sarang yang sudah kering, lalu tawon mulai bertelur, sarang ia tutup rapat-rapat lalu tawon terbang meninggalkan sarangnya. Kelak setelah telur menetas dan larva mungil itu mulai makan dan menjadi dewasa, ia akan keluar berburu sendiri. Namun apabila kita coba kosongkan makanan dari sarangnya, tawon tidak akan punya inisiatif untuk mengisinya kembali. Perilaku yang terlestari ini disebut instinc atau naluri.Urutan langkah yang dilakukan tawon adalah sebagai hasil interaksi kompleks antara perangsang dan refleks.
Keberhasilan tawon dan serangga pada umumnya dalam menghadapi perjuangan tanpa henti demi pelestarian jenisnya, terbantu oleh potensi diri yang berupa kemampuan terbang, daya penyesuaian diri, kerangka luar, kecilnya tubuh, metamorfosis dan system reproduksi yang unik. Kodrat yang paling mencolok adalah kemampuan terbangnya. Dengan sayap, serangga mampu menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Semua serangga memulai kehidupannya sebagai telur. Biasanya telur hanya berkembang bila dibuahi oleh sel sperma jantan. Tetapi banyak jenis lebah, tawon, semut dan serangga lain tidak membutuhkan pejantan.
Tawon endas kedudukannya lebih tinggi pada skala social serangga. Betinanya yang dapat bertahan hidup selama musim dingin adalah tawon ratu dengan ukuran tubuh terbesar. Dari ruas abdomen ratu keluar lilin untuk membangun kantung madu dan mengisinya penuh dengan madu bunga kemudian ratu membuat sel, menaruh bola tepung sari di dalamnya dan bertelur . Keturunan pertamanya akan berkembang sebagai tawon pekerja kecil yang waktu keluarnya dari kepompong dibantu oleh ratu tawon. Sekali di luar, tawon pekerja ini membebaskanratu dari segala pekerjaan selain bertelur. Sementara pekerja mengambil alih pembangunan dan perawatan dan perawatan sarang, sel-sel pengeraman semakin bertambah jumlahnya dan segera membentuk sarang madu. Sel-sel ini tidak digunakan untuk pengeraman kedua kalinya; pekerja menyelubunginya dengan lilin, menjadikannya gudang madu bunga dan tepung sari. Penduduk kota tawon endas tidak pernah lebih banyak daripada penduduk kota lebah madu, koloni tawon endas paling banyak hanya berkissar antara 1000 sampai 2000 ekor, kebanyakan hanya sekitar beberapa ratus ekor saja.
Arsitektur tawon
Keanekaragaman terbesar dalam pembuatan bangunan ditemukan pada tawon. Serangga ini telah menyempurnakan metode pembangunan tempat tinggal dan tempat pengeraman dari kertas dan dari Lumpur. Pembuatan kertas merupakan pekerjaan mudah bagi tawon. Pertama-tama dihimpunnya serat kayu lapuk, dahan tetumbuhan atau kertas dan kardus buatan manusia; semuanya lalu dikunyah sampai lumat. Setelah dicampur dengan air liur, hasilnya ialah bubur atau semacam papier mache yang biasanya berubah menjadi kertas abu-abu kuat bila sudah kering. Tawon kuning membangun sarang kertas di bawah tanah, tetapi bola kertas besar yang tergantung pada dahan pohon dan tepi atap dibuat oleh sejenis tawon hornet. Sarangnya terdiri dari dinding sel mendatar; selnya menghadap ke bawah, dan seluruh dinding sel tadi terbungkus dinding luar dari kertas. Saetiap kali dinding sel ditambah satu lapis di bawah atau sejajar dinding sel pertamanya- hornet pun membungkus seluruh sarang dengan lapisan luar dari kertas.
Lokasi pembangunan sarang hornet tampaknya dipilih tanpa mengindahkan cocok atau tidaknya. Sarangnya kerap kali terdapat di tempat yang mudah dilanda angin dan hujan, tak terlindung terhadap pemangsa, atau dibangun ditempat sempit tanpa ruang untuk perluasan. Hornet dewasa akan meninggalkan bangunan kompleks beserta larva di dalamnya, untuk kembali ke tempat lama dan mulai membangun lagi sarang baru di tempat itu.
Sarang kertas juga dibangun oleh tawon polites. Tawon biasa yang ramping dan berpinggang langsing ini biasanya berwarna hitam, atau kuning dan hitam. Di dekat bangunan manusia jumlahnya begitu berlimpah-limpah. Polites tergolong tawon paling lembut, karena hanya menyengat bila diganggu. Sarang kertas kecil-kecil Polites bergantungan pada tepi atap rumah dan garasi. Di tepi atap tawon membangun fondasi dengan menumpahkan bahan perekat yang dioleskan di tempat penempelan sarang. Di sini ratu tawon akan membuat tali kertas menggelantung kira-kira sepanjang 13 milimeter. Ujungnya diolesi bahan perekat yang juga digunakan untuk membentuk fondasi. Kelompok pertama sel vertical yang bersama-sama membentuk satu dinding sel horizontal dilekatkan pada tali. Telur direkat satu-satu dalam tiap sel, dan larva yang sedang mengalami pertumbuhannya bergantungan ke bawah.
Meskipun bahan bangunan yang digunaka hanya papier mache, sarangnya sangat kuat. Pernah ditemukan, ada sebuah sarang yang tahan tarikan seberat 3,5kg, biarpun bobot seluruh sarang beserta larvanya tidak lebih dari 113 gram saja. Tiap potongan bahan bangunan yang mencapai sarang dimasukkan satu persatu ke dalam rahang ratu. Pada waktu larvanya menetas, tawon menangkap serangga, mencabik-cabik dan memberikan pada anaknya. Selagi larva tumbuh, dinding selnya diperpanjang dengan tambahan kertas.
Polites mula-mula serba sendiri lalu ia melakukan segala kewajibannya hinggapopulasinya terus berkembang. Organisasi social Polites tidak dijalin oleh emosi dan etika seperti pada masyarakat manusia, melainkan oleh persenyawaan kimiawi. Sarang polsistes biasanya tak terlindung kulit dari kertas seperti sarang hornet. Pada siang hari sarang polistes menjadi karena sinar matahari dan di malam hari menjadi dingin bila sinar matahari langsung mengenai sarang dan menimbulkan bahaya kepanasan maka tawon polistes mempunyai dua cara efektif untuk mendinginkannya. Tawon itu mengipasinya keras-keras dengan sayap dan membawa masuk tetesan air, yang mungkin berguna untuk mendinginkan sel-sel pendinginan sarang secara alamiah pada malam hari, sebaliknya, agaknya untuk sebagian ikut menentukan apakah tawon yang belum dewasa akan menjadi tawon pekerja atau ratu muda. Percobaan menunjukkan tawon pekerja dewasa diusahakan tetap hangat, larvanya akan menjadi ratu. Anehnya, perubahan suhu rupanya mengakibatkan perubahan pada jalannya fungsi tubuh tawon pekerja dewasa. Akibatnya perubahan itu laluditeruskan ke larva, dan mungkin pula karena adanya beberapa perubahan di dalam sekresi yang dicampurkan pada makanan larva.
Tawon sarang Lumpur seperti diketahui dari namanya menggunakan Lumpur sebagai bahan mentah arsitekturnya. Beberapa di antara tawon ini membangun sejumlah pipa panjang yang berdempetan sehingga sarang itu mirip dengan orgel. Tiap pipa terbagi-bagi menjadi sejumlah bilik. Tawon itu membekali tiap bilik dengan laba-laba yang dilumpuhkan dan meletakkan butir telurnya. Tetapi tidak semua tawon yang membangun dengan lumpur membuat pipa. Di ranting pohon dan tangkai berkembang, sering ada kendi kecil. Hasil karya tawon kendil sangat halus seperti tembikar.
Tawon kendil biasanya hanya mendatangi satu sumber lumpur bahan kendilnya. Namun kadang kala ditemukan pula kendil berwarna ganda, yang merupakan hasil penggunaan dua macam Lumpur. Biarpun tawon itu harus bolak-balik mendapatkan persediaan bahan secukupnya, namun kendil dapat dibuat dalam tiga sampai empat jam. Tiap kendil merupakan sebuah bola yang hampir sempurna, tiap kendil diberi perbekalan berupa ulat yang telah dilumpuhkan dan tawon bertelur sebutir digantungkan di dalam kendil dengan seutas benang sutera. Setelah itu kendil ditutup.


0 komentar:
Posting Komentar